Saturday 14 February 2015

KEBUN BUAH NAGA (dragon fruit)

Tempat yang amat sangat mengesankan jika
Jika kamu tau buah naga ,dan bisa masuk ke kebunnya dan melihat buah yang tumbuh dengan baik dan amat membuat air liur kita pengen keluar terus ,
sekarang kita bisa ,karna di daerah lumajang ,tepatnya kecamatan Kunir ,desa Kabuaran ada tempatnya yang begitu luas kira2 sekitar 8ha tersebut kita bisa masuk dan cuci mata melihatnya begitu indah dan amat mengesankan ,
Jika kalian di sana langsung dari pengelola menyajikan buahnya untuk anda secara gratis ,
eeettttttttt tunggu dulu ada TAPINYA........................!!!!!!!!!!!!!!!
JANGN PERNAH MEMETIK BUAHNYA SENDIRI DARI POHONNYA,karena memetiknya pun gak sembarangan karna bisa berpengaruh dengan perkembangan buah tersebut ,
dan ada TAPI LAGI ,..................................!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
KAMU bisa membeli buah yang masih segar dan amat manis itu di tempanya disana sudah di sediakan
harganyapun murah meriah ,..........................
Tempat ini tidak di kelolah oleh pemerinta karna ini milik pribadi ,Hebat ya pengelolanya kita bisa makan buah trus melihat kebunnya juga ,
JARANG2 LOOOOO  ada kebun buah semahal ini bisa di masuki orang umum ,kan biasanya cuma petaninya saja ,atau penyetok buah tersebut (distributor)
tapi ini kita bisa masuk sekaligussssss KAMU BISA KELILING KEBUN,......
SEPUASNYA................... (pokoknya kuat ,gak capek ,........!!!!!!!!!!!
















AIR TERJUN BATU LAPIS (selanjutnya)

disini saya akan menampilkan perkembangan tempat wisata alam ini yang amat sangat di perhatikan oleh warga setempat yang terus mengembangkannya dengan sedemikian rupa.
dan yang paling saya kagumi semuaaaaaaaaaaanya tetap serba alami 









Friday 13 February 2015

Ranu Pane & Ranu Kumbolo


Ranu Kumbolo adalah salah satu magnet keindahan Gunung Semeru, juga satu dari sekian danau terindah di Indonesia, yang berada di lereng gunung diatas ketinggian 2400 mdpl. Selain Ranu Kumbolo, masih ada beberapa tempat yangmenarik bagi para pendaki Gunung Semeru yaitu Oro-oro Ombo, Kalimati, Arcopodo, dan Puncak Mahameru. Kali ini saya ingin bercerita tentang keindahan Ranu Kumbolo saja.
Ada hukum tak tertulis diantara pendaki gunung, yaitu keharusan untuk mendaki Gunung Semeru dan menggapai Puncak Mahamerunya. Jika belum menjejakkan kaki di atas Mahameru, sepertinya belum layak disebut pendaki gunung Indonesia, karena Mahameru termasuk satu diantara tujuh puncak gunung tertinggi di Indonesia dan tertinggi di Pulau Jawa, dengan ketinggian 3676 mdpl. Mitosnya, disinilah tempat bersemayamnya para dewa, dan karena itu Semeru dikaruniai keindahan alam yang sangat menakjubkan.
Sama seperti Ranu Pane, adalah atmosfir keindahan Ranu Kumbolo yang selalu memanggil saya untuk kembali ke tempat ini, meskipun hutan setapak dengen jajaran pinus kering yang biasa dilalui para pejalan bukanlah hutan kesukaan saya. Saya lebih menyukai hutan basah tadah hujan dengan pacet dan wangi lumut yang kuat.
Libur Lebaran yang lalu merupakan kali ketiga saya menyambangi Ranu Kumbolo yang cantik ini dengan ditemani Metty dan Valen.
Sebelum mendaki, kami bertiga sudah melapor di Pos Penjagaan Ranu Pane. Meskipun kami tidak mendaki sampai di Puncak Semeru, kami tetap harus melapor.
Untuk melapor diperlukan salinan KTP dan surat tanda sehat. Kalau tidak punya dua salinan tersebut jangan harap bisa melalui Gerbang Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Jadi sebelum mendaki Gunung Semeru pastikan anda berbadan sehat.
Ranu Kumbolo
Gerbang selamat datang Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Selain data diri, perlengkapan yang dibawa pun akan didata satu persatu oleh petugas. Mulai dari baju, celana panjang, celana pendek, jaket, topi, sarung tangan, kamera, baterai, gas, kompor, rokok, botol air mineral, mie instan, sarden, bumbu masak, snack dan masih banyak lagi.
Pasti heran kenapa harus didata semua perlengkapan yang dibawa? Ternyata data ini digunakan untuk mengawasi sampah yang harus dibawa turun oleh para pendaki dari atas. Tidak harus persis sama memang, tetapi sampah yang dibawa turun tidak boleh terlalu jauh berbeda dengan bawaan yang dilaporkan oleh pendaki. Ini dimaksudkan agar Gunung Semeru tetap bersih dari sampah plastik yang sering malas dibawa turun oleh pendaki, meskipun itu hanya selembar bungkus permen atau botol bekas air mineral.
Jalur pendakian dari Ranu Pane menuju Ranu Kumbolo selain indah juga tidak terlalu sukar, dan jalurnya sudah jelas. Malah sampai di Landengan Dowo (2300 mdpl) jalannya sudah dipasang conblock dengan rapih. Rian, porter yang mengantar kami ke Ranu Kumbolo, ternyata juga ikut ambil bagian dalam pengerjaan jalan tersebut.
Ranu Kumbolo
Jalur pendakian dari Ranu pane menuju Ranu Kumbolo.
Perjalanan selama 4-5 jam menuju Ranu Kumbolo tidak terasa panjang, karena indahnya pemandangan di sepanjang jalan. Aneka bunga liar yang berwarna warni, suara kicau burung dan deru angin selalu setia menemani kaki kami melangkah. Terkadang Puncak Mahameru juga ikut menampakan wajahnya dari balik bukit.
Ranu Kumbolo
Puncak Mahameru selintas nampak diperjalanan menuju Ranu Kumbolo
Sesekali kami juga menjumpai Burung Cucak yang dengan santainya melintas di jalur pendakian. Buat kami yang jarang bersentuhan dengan alam, melihat Burung Cucak kecil melenggak-lenggok di depan mata sangatlah menakjubkan.
Ranu Kumbolo
Cucak kecil yang setia menemani langkah kaki kami menuju Ranu Kumbolo
Perjalanan yang kami tempuh untuk sampai ke Ranu Kumbolo waktu itu adalah 4 jam lebih sedikit. Valen dan Metty yang sudah nampak kelelahan, langsung kembali bersemangat ketika melihat keindahan Ranu Kumbolo di bawah sana.
Ranu Kumbolo
Tampak jelas letak Ranu Kumbolo berada dilekuk lembah lereng Gunung Semeru dilihat dari ketinggian 2450 mdpl
Bentuk danau Ranu Kumbolo menyerupai cawan raksasa dengan air danau yang biru jernih. Karena berada dilekukan lembah, jangan heran jika di musim kemarau suhu di Ranu Kumbolo bisa mencapai 0 (nol) derajat Celcius, bahkan tak jarang sampai minus dengan kecepatan angin diatas rata-rata. Dingin sekali.
Dari ketinggian, mata kami juga dimanjakan dengan pemandangan hijau di sekitar danau. Selain mata, ternyata hati juga turut sejuk melihat keindahan disana. Pohon cemara, pinus, serta semak belukar dipadu dengan warna coklat ilalang yang membujur di sekitar danau seperti lukisan besar yang membentang. Apalagi jika ditambah langit biru bersih.
Ranu Kumbolo
Ranu Kumbolo karunia Tuhan yang terindah buat Indonesia, indah sekali.
Kedalaman danau ini tidak begitu jelas berapa meter, oleh karena itu dilarang keras untuk mandi dan berenang disini. Di danau ini pejalan hanya diperbolehkan untuk memancing atau mencuci piring, dan itupun dilarang menggunakan sabun.
Ranu Kumbolo
Kemah warna warni bertebaran di sekitar Pondok Pelangi, nama yang diberikan Rian untuk pondok pendaki (shelter) di tepian Ranu Kumbolo
Selain di Kalimati, Ranu Kumbolo memang menjadi tempat perkemahan yang paling disuka oleh para pendaki, setelah atau sebelum mereka mencapai Puncak Mahameru. Luasnya sekitar 15 Ha, jauh lebih luas dan lebih besar dari Ranu Pane yang hanya 4 Ha.
Ranu Kumbolo
Rian, porter kami, sedang menggunakan waktu dengan mencoba memancing. Sayang ikan yang didapat kecil-kecil.
Selain memancing, tempat terbaik untuk melihat matahari terbit adalah di Ranu Kumbolo ini. Pondok Pelangi adalah tempat yang paling strategis letaknya untuk melihat matahari terbit, dan jangan pernah untuk melewatkan momen ini jika sedang berada di Ranu Kumbolo.
Momen yang paling bagus adalah ketika warna keemasan matahari mulai keluar. Biasnya akan terpantul dipermukaan danau, menghasilkan sebaran sinar kemilau bagaikan mutu manikam. Sangat mempesona.
Ranu Kumbolo
Pesona matahari terbit di Ranu Kumbolo. Mataharinya persis berada dilekukan dua bukit, tepat seperti imajinasi saya waktu kanak-kanak dulu :-)
Duduk di tepi danau dengan secangkir kopi sambil menikmati matahari terbit di Ranu Kumbolo serasa berada di nirwana. Memang benar wajah Ranu Kumbolo di pagi hari sangat menawan. Embun yang berkilat terkena pantulan air danau terlihat sangat cantik. Titik-titik embun yang mengkristal diatas ilalang juga menambah keindahan tempat ini. It’s so damn beautiful.
Ranu Kumbolo
Refleksi embun pagi membias mempercantik wajah Ranu Kumbolo
Setelah puas melihat matahari terbit dan keindahan Ranu Kumbolo, waktu yang tepat untuk kembali turun adalah dibawah jam 12 siang. Lebih dari jam 12 siang ada resiko kemalaman di jalan, yang selain gelap, angin yang bertiup di lereng Semeru juga menggigit sampai ke tulang.
Selain itu, truk atau jeep terakhir yang berangkat dari Ranu Pane menuju Tumpang adalah sekitar jam 5 sore, untuk menghindari terjebak kabut saat melintas di Gunung Bromo.
Ketika turun, jangan lupa untuk melapor lagi di Pos Penjagaan Ranu Pane. Laporkan juga sampah yang dibawa turun dari atas. Bila saat melapor tidak membawa sampah, petugas jaga tidak segan-segan untuk meminta kita kembali ke atas untuk memungut sampah yang tertinggal. Hal seperti ini patut di contoh oleh pengelola taman nasional lainnya yang ada di Indonesia.
Jika tertarik melihat pesona matahari terbit di Ranu Kumbolo, berikut beberapa catatan kecil untuk bisa sampai disana :
  1. Jakarta – Malang naik Kereta Api Gajayana, atau Matarmaja.
  2. Malang – Ranu Pane menyewa Jip atau Hardtop, atau jika ingin lebih menantang bisa ke Tumpang, lalu naik truk sampai di Ranu Pane dengan hanya membayar Rp. 20.000 – Rp. 30.000 per orang, dengan waktu keberangkatan paling siang jam 9 pagi.
  3. Bawa salinan KTP dan Surat Tanda Sehat dari Rumah Sakit atau klinik terdekat. Surat sehat bisa juga dibuat di Tumpang dengan biaya Rp. 10.000. per orang
  4. Sleeping Bag, Jaket, Kupluk dan sarung tangan harus dibawa jika tidak ingin membeku.
  5. Bawa tongkat, akan sangat membantu saat berada ditanjakan.
  6. Dilarang mempergunakan SABUN dan PASTA GIGI di sekitar danau
  7. Bawa plastik untuk membawa turun sampah dari atas Gunung Semeru.
Selamat menikmati keindahan Tuhan yang dikaruniakan-Nya buat Indonesia.

Selokambang


PEMANDIAN  alam Selokambang terletak di Desa Purwosono, Kecamatan Sumbersoko, Kabupaten Lumajang. Wisata ini merupakan obyek wisata  andalan yang dipercaya masyarakat bahwa mandi di pemandian tersebut dapat menyembuhkan penyakit. “Selain berwisata untuk menikmati pemandangan alam yang indah dan berhawa sejuk, juga ada keyakinan kalau mandi di sana itu bisa menghilangkan berbagai penyakit seperti rematik, gatal-gatal karena sumbemya dari mata air asli. Jadi, disamping sebagai wisata pemandian bisa juga disebut sebagai wisata terapi. Ini bisa dibuktikan ketika setiap pukullima pagi banyak orang yang mandi terapi,” kata Kasi Promosi Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Lumajang, Indrijanto SH.
Selokambang sendiri artinya adalah batu terapung. Banyak cerita soal asal muasal pemandian Selokambang. Di antaranya menurut legenda, pada masa kerajaan Majapahit ada seseorang yang menyelamatkan diri dari peperangan dan menyembuyikan sesuatu di balik batu besar di tepi danau. Dengan bantuan petapa sakti, batu tersebut digeser dan masuk ke danau. Anehnya, batu itu tidak tenggelam melainkan terapung sehingga dinamai batu apung (selokambang). Pemandian Selokambang berjarak sekitar 7 km ke arah barat kota  Lumajang bisa ditempuh sekitar 15 menit perjalanan. Air pemandian ini adalah air sumber yang muncul di bawah tiga pohon beringin yang ada di sisi barat. Air sumber ini mengalir sampai ke ujung kota Lumajang, sehingga kebanyakan aliran-aliran sungai kecil mulai dari Selokambang hingga ke kota yang terlihat hanyalah air yang jernih karena memang berasal dari sumber ini.
Lokasinya memang sangat teduh dan berhawa dingin. Setiap pengunjug dipungut karcis masuk Rp3.000. Fasilitas yang tersedia disamping pemandangan alam dan area utama yaitu pemandian, di sisi atas ada lapangan tenis, di samping pintu masuk ada kolam khusus anak-anak. Di sebelah selatan, ada perahu dayung. Dari tempat ini bisa melihat berbagai jenis ikan seperti ikan mujair, nila, tawes, wader, sepat, tombro dan gurami. Di pemandian ini juga tersedia papan seluncur. Tapi sebelum menceburkan diri ke kolam, sebaiknya membasahi badan dengan air dan melakukan pemanasan. Jika langsung menceburkan diri, maka badan akan terasa dingin dan takkan mampu menikmati renang karena akan merasa cepat kedinginan.
Tapi tidak perlu khawatir kalau merasa kedinginan, disebelah kalam ada beberapa warung yang menyediakan makanan hangat. Ada garengan seperti ote-ote dan tahu petis atau kapi dan susu panas yang langsung bisa dinikmati di pinggir kalam. Bagi mereka yang tidak bisa berenang, di sana ada penyewaan ban. Biasanya waktu yang cukup ramai pengunjung adalah ketika Idul Fitri. “Bagi masyarakat Lumajang setiap Idul Fitri selain ke pantai yang hukumnya wajib, pulang dari pantai langsung ke Selokambang. Bisa dikatakan pengunjung hari raya ini membludak sampai H+10. Parkir kendaraan pun sampai meluber,”  tambah Indrijanto.
Kepala Kantor Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Lumajang, Drs. Hendro Iswahyudi, mengatakan target PAD untuk pemandian alam Selokambang paling tinggi di antara obyek wisata yang ada di Lumajang. “Khusus pemandian Selokambang tahun lalu dikelola PD Lumajang dengan target PAD cuma Rp380 juta. Tahun ini setelah dike lola Kantor Pariwisata, Seni dan Budaya langsung dibebani target Rp800 juta itu. Sementara target secara keseluruhan semua obyek wisata di Lumajang sebesar Rp1,3 miliar. Insya Allah target tersebut bisa kita penuhi, karena dikelola orang-orang muda,” jelas Hendro Iswahyudi optimistis. Menurutnya, promosi obyek wisata di Lumajang yang paling efektif lewat kendaraan dinas.
Namun ketika seluruh masyarakat mengetahui obyek wisata yang dipromosikan justru membuat bumerang pihaknya, karena tidak semua sarana/prasarana obyek wisata di Lumajang siap. “Akibatnya banyak wisatawan dari luar kota yang datang kecewa. Sebagian besar obyek wisata yang belum dikelola merupakan obyek wisata alam seperti pantai, air terjun, gua, danau (ranu) dan panorama pegunungan,” katanya.
Beberapa obyek wisata yang belum dikelola antara lain Pantai Pampa yang terletak di Kecamatan Tempeh, Air Terjun Manggis di Kecamatan Senduro, Gua Bima di Kecamatan Pasirian, Ranu Glebeg di Kecamatan Randuagung dan Panorama Puncak B-29 Argosari di Kecamatan Senduro. “Keterbatasan anggaran yang dimiliki Kantor Pariwisata menjadi salah satu penyebab belum dikelolanya sejumlah obyek wisata itu. Kami berharap ada sejumlah investor yang bersedia mengelola sejumlah obyek wisata tersebut dengan persetujuan Pemkab Lumajang, karena potensi wisata di Kabupaten Lumajang merupakan salah satu potensi wisata terbaik di Jatim. Saya optimistis bila 20 obyek wisata itu dikelola dengan baik maka pendapatan asli daerah (PAD) dan keuntungan investor pengelola wisata akan meningkat, ucapnya. 

Telaga Semeru


Kabupaten Lumajang memiliki beberapa potensi wisata alam yang ada di tiap-tiap Kecamatan diwilayahnya. Disini kami akan menginformasikan salah satu Wisata Alam yang berada di Desa NguterKec. Pasirian, yaitu Telaga Semeru dengan jarak tempuh 25 Kilometer ke arah selatan dari kota Lumajang. Transportasi, mudah dicapai dengan kendaraan sepeda motor dan juga mobil. Dari Terminal Wonorejo bisa naik bus mini jurusan Lumajang – Dampit, kemudian turun di pasar Tempeh. Dari sini anda bisa naik ojek, dan langsung bisa ke Telaga Semeru… mudahkan???

Mengapa Telaga ini bernama Telaga Semeru?? Karna telaga ini air sumber airnya berasal dari sumber Gunung Semeru. Disini pengunjung bisa menikmati segarnya air pada saat anda berenang di telaga ini. Di samping airnya yang segar, di pemandian ini juga suasananya sangat sejuk karena banyak naungan pepohonan yang rindang. Tempat ini juga terdapat petani sayur teladak, dimana sayuran ini media penanamannya bukan di tanah, melainkan di atas air seperti tanaman enceng gondok/ teratai. Mungkin dari pengunjungnya ingin membeli sayuran ini, bisa langsung pada petaninya. Lumayan.. dengan harga murah, bisa dapat lebih banyak dari pada beli di pasar hehehehe..



Untuk harga tiket masuk ke Telaga Semeru ini juga relative murah ya? Hanya dengan Rp. 3.000,- saja, langsung bisa menikmati Keindahan Telaga Semeru. Berbagai macam kedai di Telaga Semeru ini menyediakan menu makanan dan minuman yang bisa di nikmati oleh para pengunjung. Untuk area parkir yang tersedia di tempat ini juga cukup luas dan penataan parkirnya yang baik, jadi pengunjung tidak perlu khawatir dengan tindakan pencurian. Pemandian Telaga Semeru ini buka dari pukul 07.00 – 17.00 WIB.


Menurut saya Telaga Semeru ini sangat bagus sekali, untuk para wisatawan dalam dan luar Kabupaten Lumajang untuk refreshing dan menikmati segarnya air Telaga Semeru, bisa langsung berkunjung ke Telaga Semeru, dengan transportasi yang mudah di jangkau..
Terima kasih..

watu godek


1420508425799337238
142050811313700488
14205081721118404906
Ada dua pantai yang cukup terkenal di Lumajang, Pantai Bambang dan Pantai Watu Godek. Kedua pantai ini berada tepat di kaki Gunung Semeru. Pantai Bambang dikenal sebagai penghasil pasir kelas wahid yang merupakan hasil erosi dari letusan Gunung Semeru yang selalu memuntahkan lahar dingin dalam skala kecil. Sedang Pantai Watu Godek yang jaraknya sekitar 7 km sebelah barat Pantai Bambang pasirnya juga hitam namun memiliki pemandangan tebing-tebing yang indah menjulang. Ketinggian dan panjang tebing-tebing ini hampir sama dengan tebing-tebing yang ada di utara dan tenggara Kaldera Gunung Bromo.
Pantai Watu Godek disebut demikian, karena di salah satu sisi pantainya terdapat sebuah bongkahan batu cadas seukuran 5m yang merupakan reruntuhan atau pecahan tebing yang menggelinding ke tepi pantai. Bila laut pasang, batu cadas ini hampir tidak kelihatan atau tertutup air laut. Bila, laut surut batu cadas ini akan tampak jelas dan kita bisa menaikinya sambil merasakan sensasional gerakan atau goyangan batu cadas tersebut akibat hantaman gelombang setinggi 1 – 1,5m. Goyangan batu inilah dalam Bahasa Jawa disebut Watu Godek. Namun demikian jika tidak punya nyali, jangan mencoba menaiki. Kesalahan dan kesembronoan sedikit saja akan terseret ke dalam kekuasaan Nyai Roro Kidul.
142055902848674562
Watu Godeg, sebongkah batu cadas di bibir pantai yang akan bergoyang jika dihantam gelombang besar.
1420508542204670142
14205085911978399744
Keindahan lain Pantai Watu Godek yakni adanya rawa-rawa yang ada di bawah tebingdan di tepi pantai di sebelah timur. Rawa-rawa yang tenang dan teduh ini terbentuk akibat masuknya air laut pasang yang tersaring oleh akar-akar tanaman pandan laut dan menciptakan air payau. Rawa-rawa yang indah ini juga merupakan habitat udang dan kepiting yang dapat dipancing setiap saat. Airnya yang cukup jernih dan tenang membuat setiap pengunjung betah untuk bersantai lebih lama. Apalagi di sebelah timur juga dapat menikmati keanggunan puncak Semeru yang mengepulkan abu vulkaniknya. Namun demikian, disarankan untuk tidak mencoba mandi di rawa yang berlumpur di bawahnya.
14205086341880179341
1420508673140791986
142050870693980961
14205087781405288297
Menuju Pantai Watu Godek dapat ditempuh melalui jalur timur lewat Pantai Bambang atau jalur barat lewat Pronojiwo dan Tempursari. Kedua jalur ini sama-sama harus menuruni lereng Semeru yang menurun cukup tajam dengan lebar jalan antara 3 – 4m. Saat ini keadaan jalan tidak terlalu bagus dengan kerusakan di sana-sini. Justru keadaan jalan di tepi pantai malah halus mulus sekalipun lebarnya juga hanya 4 m. Jalur di tepi pantai ini merupakan akses ‘jalur lintas selatan’ yang direncanakan tembus hingga pesisir Malang – Blitar – Pacitan bahkan hingga Jawa Tengah.
142050887232504822
14205089061007240962
Di sepanjang jalan, selain dapat menikmati deburan dan alunan ombak serta tebing dan rawa-rawa yang membuai dapat juga menikmati keindahan tarian ilalang yang tertiup angin serta buah naga yang ditanam di tepi pantai sejak 2 tahun yang lalu.
Di ujung barat Pantai Wayu Godek, pengunjung dapat menikmati kuliner ikan bakar di sekitar TPI Tempursari yang pada hari libur kadang ada pertunjukan musik dangdut atau motocross.
Setelah capai berkeliling atau rekreasi kita dapat membawa oleh-oleh yang merupakan hasil bumi penduduk berupa pisang candi, salak pondoh, ikan, atau minyak cengkeh.
142050896881632676
1420509008283902852
1420509060732493255